Minggu, 05 Oktober 2014

Rojo senang bergabung di Manchester United

Rojo senang bergabung di Manchester United

Marcos Rojo mengatakan hidupnya sudah banyak berubah meski baru bergabung dengan Manchester United.

"Hidup saya sudah banyak berubah,"

"Saya senang berada di Manchester United, sebuah tim terbaik di dunia."

"United adalah tim top. Kini saya bisa berbagi ruang ganti dengan pemain-pemain seperti Rooney, van Persie, Di Maria, dan sekarang Falcao."

Chelsea Vs Arsenal: Ingat Skor 6-0, Wenger? Saatnya Balas Dendam!

Arsene Wenger, pelatih Arsenal, boleh jadi tak bisa melupakan kekalahan tim asuhannya enam gol tanpa balas dari Chelsea, musim lalu.

Nah, malam ini, pukul 20.00 waktu Indonesia, Minggu (5/10/2014), kesempatan membalas sakit hati itu terbuka. Meski, The Blues, julukan untuk Chelsea, tulis Reuters dan Skysports, bertindak sebagai tuan rumah di kandangnya, Stadion Stamford Bridge.

Arsene Wenger, pria gaek kelahiran 64 tahun silam, pada Maret 2014 lalu merayakan pertandingan yang ke-1000 di bawah kepemimpinannya di Gudang Peluru.

Pada bulan itu pula, Chelsea mempermalukan Profesor, julukan untuk Arsene Wenger. Empat gol di babak pertama dan dua gol di babak kedua sudah cukup mengharu-biru Meriam London.

Arsene Wenger, kelahiran Strasbourg, Perancis, sudah sebelas kali berhadapan dengan Jose Mourinho yang menukangi Chelsea. Hasilnya, Arsenal keok enam kali. Sementara, lima pertandingan lainnya berakhir seri.

"Pengalaman masa lalu memang bukanlah hari buruk bagi kami. Arsenal masih punya kesempatan mengambil haknya untuk menang," kata pria yang sudah sejak 1996 melatih Arsenal.

Pada laga itu, aku Wenger, dirinya mewaspadai pergerakan Diego Costa. Mantan pemain Atletico Madrid itu memang tengah menjadi andalan bagi Chelsea.

"Diego Costa adalah 'pembunuh'," kata Arsene Wenger.

Sementara itu, pasukan Chelsea tampaknya akan kehilangan Didier Drogba dan Ramires Santos do Nascimento yang masih dibekap cedera.

Di klasemen sementara Liga Primer Inggris (EPL), Chelsea masih berada di puncak dengan lima kemenangan dan sekali imbang dari total enam pertandingan. Chelsea mengumpulkan 16 poin.

Arsenal, di daftar klasemen sementara, berada di posisi lima. Dari enam pertandingan, Arsenal membukukan dua kali kemenangan dan empat kali seri. Arsenal menorehkan sepuluh poin.


Diego Costa Gandakan Keunggulan Chelsea Kontra Arsenal


LONDON – Striker ChelseaDiego Costa mencetak gol kedua atas Arsenal pada lanjutan Premier League 2014/15 di Stadion Stamford Bridge, London, Minggu (05/10/2014).
Meski menderita hamstring, Costa masih mampu memproduksi gol dan bermain penuh. Costa sukses meciptakan gol kedua dengan sempurna pada menit ke-78.
Gol berawal dari umpan jauh ke depan yang diberikan Cesc Fabregas. Costa yang lolos dari jebakan offside menerima bola menggunakan dada dan menyelesaikan gol ke pojok atas.
Pada babak pertama, gol terjadi lewat eksekusi tendangan penalti. Ia dijatuhkan Laurent Koscielny karena kaki kanannya dengan sengaja mengganjal pergerakan Hazard.
Alhasil, pemain asal Belgia ini dengan mudah menjaringkan bola pada menit ke-27.

Sapi Kurban SBY Laris untuk Foto Bersama

JAKARTA - Sapi kurban milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono telah tiba di Mesjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu (4/10/2014) siang kemarin.  Sorenya, kedua ekor sapi Jawa itu "laris" jadi incaran pengunjung Istiqlal untuk berfoto bersama.
Ridwan (45) bersama istri dan anaknya menyempatkan diri untuk berfoto bersama sapi jantan berbobot 1,1 ton tersebut. Ridwan mengaku senang bisa berfoto dengan sapi kurban milik orang nomor satu di Indonesia itu. "Kapan lagi ini mumpung belum dipotong," kata Ridwan diikuti tawa.
Beberapa keluarga lain tampak bersemangat saat menonton kedua ekor sapi asal sebuah peternakan di Depok itu saat tengah menyantap kulit jagung dan ampas tahu. Beberapa orang tua menggoda anak-anak mereka untuk memegang sapi. "Hayo... Chacha berani enggak pegang? Nih mama berani," ujar seorang ibu kepada anaknya.
Menurut Emis, sopir yang membawa sapi tersebut ke Masjid Istiqlal, sapi kurban milik SBY dan Boediono tersebut berusia sekitar lima tahun. "Sudah lumayan tua juga ini, lihat saja tanduknya sudah hitam," kata pria bertubuh kurus itu.
Untuk malam ini, kedua sapi itu akan bermalam di Masjid Istiqlal, menunggu besok pagi sebelum dilakukan serah terima dari SBY dan Boediono kepada pengurus masjid Istiqlal.

Curahan Hati Seorang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Soal Megawati Seokarno Putri


Mulai dari tak jalin komunikasi 10 tahun hingga persoalan politik.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjawab semua pertanyaan masyarakat terkait komunikasi antara dirinya dengan mantan Presiden RI ke 5, Megawati Soekarnoputri yang hingga akhir pemerintahannya terbilang tidak berjalan dengan baik.

Melalui akun Twitter resminya @SBYudhoyono, SBY membenarkan jika selama 10 tahun ini dia sudah sebisa mungkin menjalin komunikasi kembali dengan Megawati yang juga ketua umum PDIP itu.

"Tetapi Allah belum mengizinkan. Almarhum Bapak Taufik Kiemas, sampai akhir hayatnya, juga ingin kami berdua bisa menjalin komunikasi lagi demi kebaikan bangsa," tulis SBY di Twitter, Minggu 5 Oktober 2014.

Meski tidak pernah berkomunikasi secara langsung dengan Megawati, namun SBY mengaku sering bertemu dengan Taufik Kiemas dan Puan Maharani. Selain itu, juga dengan para pimpinan PDIP untuk menyampaikan pesan dari Megawati.

"Selama ini pesan ibu Mega saya respons positif. Jika tidak mungkin saya lakukan sebagai Presiden, juga saya sampaikan baik-baik," tambah Ketua umum Partai Demokrat ini.

Sementara itu, berkaitan dengan dinamika politik sebelum Pilpres 2014 lalu, SBY juga sempat menyampaikan pesan kesiapannya untuk bertemu dengan Mega. Namun, respons yang diterima kurang positif. Pertemuan pun urung terlaksana. "Publik dan media, saya kira juga tahu," tutur SBY.

Soal politik

SBY menjelaskan, malam hari sebelum pemilihan ketua DPR RI, tepatnya 30 Septemer 2014, dia mengaku bertemu dengan presiden terpilih Joko Widodo dan Hatta Rajasa mengenai politik terkini di Istana Negara.

Pertemuan dengan Jokowi itu, kata SBY berlangsung baik. "Ketika PDIP inginkan kebersamaan di DPR, saya sampaikan pertemuan SBY-Mega penting," kata dia.

Dia mengakui, selama ini pertemuan antara dirinya dengan Jokowi selalu berjalan dengan baik.

"Tetapi untuk kebersamaan politik antara PDIP dan PD, tentunya yang mesti bertemu adalah kedua pemimpin partai. Itu pikiran saya," paparnya.

SBY beralasan, jika kedua Ketua Umum bertemu, akan saling mengetahui kehendak, niat, dan semangat yang baik untuk sebuah kebersamaan. Namun, nampaknya pertemuan penting di saat "kritis" itu tidak terjadi. "Saya mendengar nanti pada saatnya Bu Mega akan "menerima" saya," ungkapnya.

Hingga tanggaal 1 Oktober 2014, setelah menghadiri pelantikan anggota DPR, DPD & MPR, lanjut dia, malah wakil presiden terpilih Jusuf Kalla yang menemuinya.

Inti pertemuan tersebut, yakni JK setuju jika ada solusi bersama untuk mengatasi situasi politik yang mengkhawatirkan.  "Saya respons bahwa saya setuju dan pikiran saya sama. Kuncinya, sekali lagi, jika ada pertemuan dan komunikasi langsung saya dengan Ibu Mega," katanya.

Hingga 1 Oktober malam, pertemuan yang sudah lama diharapkan itu memang tidak terjadi.

Sabtu, 04 Oktober 2014

PEMKAB PAKPAK BHARAT BEKERJA SAMA DENGAN CI INDONESIA DAN MONSANTO DALAM PROYEK SALP DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Rabu, 1 Oktober 2014 : 12:25pm


Sustainable Agriculture Landscapes Partnership (SALP) adalah sebuah proyek mengenai praktik-praktik pertanian berkelanjutan dan konservasi yang bertujuan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Pakpak Bharat melalui peningkatan produksi pertanian, pelestariankeanekaragaman hayati dan sumber daya alam serta peningkatan mata pencaharian petani. Proyek ini didukung oleh pihak Conservation International (CI)Indonesia dengan keahliannya dibidang konservasi, pihak Monsanto dengan keahliannya dalam praktik-praktik pertanian.

Fitri Hasibuan dari CI Indonesia sebagai Project Manager kegiatan ini menjelaskan pada persentasenya bahwa sejak MOU telah disepakati bersama pada 18 Februari 2014 yang lalu, pencapaian proyek ditahun pertama berupa sejumlah kajian lapangan dan analisis awal yang meliputi analisis social-ekonomi, kesesuaian lahan, survey persepsi pemangku kepentingan, rencana pembangunan kabupaten dan kerangka hukum.

Lebih lanjut disampaikan Rencana pelaksanaan proyek ditahun kedua dan ketiga yaitu dengan melaksanakan pelatihan petani, peningkatan akses terhadap sumber penting bagi pertanian (air, bibit, pupuk dll), kesepakatan konservasi masyarakat, penguatan kapasitas pemerintah daerah, serta pemantauan dan pelaporan. Berdasarkan sejumlah kajian awal proyek ini akan dilaksanakan di Kecamatan Salak, Siempat Rube, Tinada, Sitellu Tali Urang Julu, Kerajaan dan Kecamatan Pergeteng-geteng sengkut.

Dari hasil persentase yang telah disampaikan, Bupati Pakpak Bharat Remigo Yolando Berutu, MBA merasa sangat senang karena pihak CI dan Monsanto sudah mengenal Pakpak Bharat dengan baik. Beliau juga menuturkan bahwa sebelum bertemu dengan pihak CI dan Monsanto, RYB berniat untuk melakukan perluasan lahan pertanian dengan mengurangi luas hutan karena sekitar 87% Kabupaten Pakpak Bharat adalah kawasan hutan dan 90% penduduk Kab. Pakpak Bharat bermata pencaharian petani sehingga untuk meningkatkan kesejahteraan hidup membutuhkan lahan lebih luas.

Namun ternyata CI dan Monsanto memiliki program yang sangat menarik yaitu pemanfaatan hutan untuk kesejahteraan masyarakat dengan tidak merusak fungsinya. Bupati juga menyampaikan banyak upaya yang telah dilakukan oleh Pemda untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat dibidang pertanian seperti Ekstensivikasi lahan pertanian, intensivikasi Penyediaan Traktor, Subsidi Kapur/ Dolomit, pelatihan SDM untuk penyuluh dan petani, sekolah lapang untuk petani dan Kredit modal tidak berbunga.

Acara ini dilaksanakan di Pendopo Bupati Pakpak Bharat, Selasa (30/9) yang dihadiri oleh Wakil Bupati Pakpak Bharat Ir. H. Maju Ilyas Padang, Sekretaris Daerah Drs. Holler Sinamo MM, Pimpinan SKPD, Pihak CI Iman J Antoso, Linda Chalid, Syaiful Puba, Sarmaida Damanik dan dari Pihak Monsanto Dede Yuswardi, Firmansyah, Herry Kristanto, Gabriella Burian, Harvey Cilck, Christoper Samuel. Juga turut dihadirkan Sabaril Berampu Seorang petani dari desa Tanjung Meriah bimbingan CI dan Monsanto untuk menyampaikan keberhasilan demplot yang telah dilaksanakan pada areal 3 rante dengan sistem tumpangsari menghasilkan 745 Kg jagung dan 250 kacang tanah. Ia juga mengatakan bahwa jagung varietas DK 95 yang diujicobakan hanya baik untuk dataran rendah pada ketinggian sekitar kurang dari 800m dpl.

Diakhir acara Pemerintah Kab. Pakpak Bharat memberikan cenderamata sebagai tanda pengingat kepada pihak CI dan Monsanto,selain itu pemerintah juga memperkenalkan Teh Gambir produk asli Kab. Pakpak Bharat sebagai bentuk promosi.

Bekerja Ikhlas, Cerdas, Menuju Masyarakat Nduma

DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT PILKADA SECARA TIDAK LANGSUNG

Jikalau Pemilihan Kepala Daerah ini tidak lagi dipilih langsung oleh Masyarakat, maka menurut kaca mata saya, ada beberapa komponen yang merasa dirugikan, baik secara moril maupun secara materi.

1. Tim Sukses (TS)

• TIM SUKSES adalah orang yang sangat berpengaruh dalam usaha pemenangan calon pasangan Walikota, diutamkan orang yang sudah memiliki kemampuan secara manejerial serta loyalitas dan tidak dapat diragukan serta mempunyai Visi dan Misi Jangka panjang untuk orientasi dalam pemenangan calon, tanpa mengenal waktu dalam melaksanakan kegiatan “ sebagai tim sukses.
• TIM SUKSES adalah pemegang tugas dan tanggung jawab dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah untuk pasangan Calon Walikota.
• TIM SUKSES adalah orang kepercayaan pasangan calon Walikota, untuk itu perlu kehati-hatian dalam melakukan kegiatan aktifitas, untuk merealisasikan program kerja serta dapat mensosialisasikan Visi dan Misi pasangan calon, agar dapat dipahami secara lebih jelas oleh masyarakat pemilih suara.
TUGAS UTAMA TIM SUKSES :
• Tim Sukses adalah tim kerja dalam semua aspek untuk seorang calon kandidat Walikota dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA) untuk dapat menjabarkan program secara teknis seluruh pelaksananaan kegiatan, mengenai penanganan Pemilihan Umum Kepala Daerah, tingkat kabupaten / kota.
• Tugas utama tim sukses dalam (PEMILUKADA) harus memiliki kapasitas leadersip, Semangat serta kemampuan untuk menjalankan program dan semua kegiatan (Tim sukses) harus memiliki daya ikat dan daya padu, untuk dapat bekerjasama di dalam memperjuankan PROGRAM Calon, untuk dapat memenangkan calon Kandida Walikota dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah- Kabupaten / Kota.
• Tim Sukses dituntut untuk dapat menjalankan program serta dapat meningkatkan Kesadaran masyarakat agar partisipasi dan kepedulian dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA) Tentang perlunya perubahan baru dalam pemerintahan yang akan datang.
• Tim Sukses diharuskan proaktif didalam proses identifikasi masalah, Karakter dan Budaya masayarakat daerah, agar program tim sukses tepat sasaran, untuk kegiatan pelaksanaan kampanye calon kandidat, agar dukungan dari masyarakat pemilih sesuai dengan yang diharapkan.
• Dalam program tim sukses, harus menitik beratkan mengenai, Membangun Kesadaran kritis untuk pemerintahan yang akan datang agar tercipta kesejahtraan dan rasa keadilan masyarakat dan mendatangkan Investor untuk Investasi agar mengurangi pengangguran dan tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat daerah setempat.
• Tim Sukses diwajibkan membangun kesadaran kritis buat seluruh tim sukses agar motifasi untuk bekerja serta memegang teguh komitmen yang telah dibuat Sejak awal sesuai rencana kerja tim sukses dan berorientasi pada pemenangan Pasangan Calon Kandidat Walikota dan Wakil Walikota.
• Tim Sukses harus Dapat Menyusun Rencana kerja dan mensosialisasikan Program, VISI dan MISI yang berbasis pada masalah Kebutuhan masyarakat dalam rangka mensukseskan Pasangan Calon Kandidat, menjadi Walikota terpilih.
• Membangun tim kerja yang solid, serta dapat bekerja maksimal sesuai dengan Fungsi masing-masing bidang yang ada dalam tim sukses dan dapat melakukan aksi, Repleksi atas pelaksanaan seluruh kegiatan, termasuk menkondisikan seluruh “ pemilih suara dalam berbagai elemen “ masyarakat di daerah wilayah kerja tim sukses.
• Salah satu Program tim sukses agar dapat mendorong kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA), membangun komitmen dan loyalitas masyarakat terhadap pembangunan yang akan datang.
• Ketua tim sukses diwajibkan memantau seluruh kegiatan dan aktifitas dalam pelaksanaan kerja lapangan seluruh elemen tim sukses agar dapat mengetahui tingkat elektabilitas calon kandidat.
• Ketua tim sukses, dapat setiap saat melakukan pemantauan/Monitoring agar dapat mengevaluasi kerja keberhasilan tim sukses untuk mengetahui kesiapan dan kelemahan, serta dapat menjabarkan dan meperbaharui system kerja dalam tim sukses. Tim Sukses itu adalah dari Masyarakat, karena mereka mempunyai andil dalam Pemenangan salah satu pasangan calon, maka mereka sangan dihargai dan disegani, namun apa boleh buat, kalau Pemilihan Kepala Daerah sudah melalui Anggota DPRD, maka mereka sudah tidak perlu dipergunakan lagi.

2. Pengusaha

Pengusaha adalah orang yg mengerjakan usaha dalam bermacam-macam jenis, mulai dari usaha makanan dan minuman, usaha percetakan, usaha meabel/pertukangan, usaha kontraktor, dll. Semua ini juga tidak akan terpakai lagi menuju Pemilihan Kepala Daerah (Bupati/Walikota) yang akan datang.


3. KPU Daerah

Instansi ini juga tidak akan dipergunakan lagi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Bupati/Walikota), mulai dari KPUD, PPK, PPS, sampai dengan KPPS, mereka ini kalau kita hitung seluruh Indonesia mencapai Jutaan orang yang bakalan menganggur, mereka itu tidak lagi mempunyai kegiatan yang permanen, mereka juga bisa jadi kehilangan kesempatan dalam menata karir. Masih banyak sebenarnya yang dapat kehilangan momen dalam kegiatan Pemilihan Kepala Daerah, baik sebelum pelaksanaannya, maupun setelah pelaksanaanya.

SEDIH JUGA YA, SEDIH MEMANG, TAPI MAU BAGAIMANA LAGI, NASI SUDAH JADI BUBUR, MASIH ADAKAH KEMUNGKINAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DIPILIH OLEH RAKYAT LANGSUNG????

JAWABNYA
MENUNGGU KEPUTUSAN PERPU YANG SUDAH DITANDA TANGANI OLEH
BAPAK YANG TERHORMAT SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
KETUA UMUM PARTAI DEMOKRAT
DAN JUGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA




SAYA PRIONO BUDI SANTOSO
NJUAH-NJUAH BANTA MERADUNA







KABUPATEN PAKPAK BHARAT

  1. Kabupaten Pakpak Bharat
    Kabupaten Indonesia
  2. Kabupaten Pakpak Bharat adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia. Kabupaten ini dibentuk pada tanggal 28 Juli 2003 pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, hasil dari pemekaran Kabupaten Dairi.
  3. Luas1.218 km²










TARIAN SUKU PAKPAK

JENIS-JENIS TARIAN SUKU PAKPAK










MAKANAN KHAS PAKPAK

Pelleng salah satu jenis masakan khas yang hanya dikenal di kalangan masyarakat Pakpak. Apa sih sebenarnya pelleng ini dan terbuat dari apa?

Pelleng biasanya disajikan bila mana ada hajatan atau peristiwa-peristiwa dalam keluarga atau desa. Misalnya dalam tahapan produksi pertanian, hendak meminang, merantau, menjelang ujian, saat lulus, upacara menanda tahun, dan sebagainya. Pokoknya yang berhubungan dengan merkottas tidak lepas dari sajian pelleng.

Tujuannya sendiri sebenarnya tergantung jenis peristiwa atau upacara. Bila hendak membuka ladang, biasanya maksud penyajian Pelleng ini agar terhindar dari bahaya. Bila hendak merantau agar berhasil diperantauan. Bila hendak meminang agar pinangan diterima. Bila selesai panen, lulus ujian, diterima kerja sebagai ucapan syukur pada penguasa dan sebagainya.

Pelleng bagi masyarakat Pakpak ada dua jenis, yaitu pelleng khas Simsim, Kelasen dan Boang serta pelleng khas Kepas dan Pegagan. Fungsi dan maknanya sama, yang membedakan hanya pengolahannya. Berikut akan dijelaskan bahan dan pengolahan pelleng khasn pertama.

Bahan-bahan:
1. Beras secukupnya.
2. Ayam jantan 1 ekor
3. Cabe merah
4. Asam cikala
5. Santan kelapa secukupnya
6. Arbuk
7. Bawang gandera,
8. Daun Salam
9. Serei dan bumbu lainnya
10. Garam secukupnya

Pengolahannya sendiri, beras dimasak layaknya menanak nasi tapi dikondisikan lebih lunak, selanjutnya dicampur dengan cara diaduk atau ditumbuk dengan kuah yang telah dimasak sebelumnya yang disebut lae asem. Kuah (lae asem) dibuat dari asam cikala, bumbu dan santan kelapa. Secara terpisah ayam digule tanpa mencincang tapi harus mersendihi sebagai lauknya.

Arbuk dibuat dari beras yang digonseng selanjutnya ditumbuk, diayak dan dimasak dengan kuah ayam gule hingga kental. Tek-tek adalah bagian-bagian tertentu dari ayam yang dicincang untuk dijadikan lauk bersama arbuk di atas pelleng yang disajikan. Penyajiannya dengan cara menyendok pelleng keatas piring lalu dibentuk sedemikian rupa, lalu diatasnya ditaruh tek-tek bersama arbuk ditambah lalap cabe merah di atasnya. Kadang-kadang sajian ini ditambah dengan lalap petai atau jengkol!

SUKU PAKPAK

Suku Pakpak


A. Gambaran Umum Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Pakpak

Masyarakat Pakpak merupakan suatu kelompok suku bangsa yang terdapat di Sumatera Utara. Secara tradisional wilayah komunitasnya disebut Tanoh Pakpak. Tanoh Pakpak terbagi atas lima sub wilayah, yakni: Simsim, Keppas, Pegagan (semuanya terdapat di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat), Kelasen (Kecamatan Parlilitan - Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas dan Barus - Kabupaten Tapanuli Tengah) dan Boang (Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam). Dalam administrasi pemerintahan Indonesia saat ini, wilayah ini dibagi dalam dua provinsi (Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam) dan lima kabupaten/kota (Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam) yang mengakibatkan tidak ada daerah tingkat II yang penduduknya homogen orang Pakpak karena disegmentasi menjadi lima wilayah kabupaten/kota. Namum secara geografis wilayah atau hak ulayat secara tradisional yang disebut Tanoh Pakpak tersebut sebenarnya tidak terpisah satu sama lain karena semua daerah administrastifnya berbatasan langsung.

Kesatuan komunitas terkecil yang umum dikenal hingga saat ini disebut lebuh dan kuta. Lebuh merupakan bagian dari kuta yang dihuni oleh klen kecil sementara kuta adalah gabungan dari lebuh-lebuh yang dihuni oleh suatu klen besar (marga) tertentu. Jadi setiap lebuh dan kuta dimiliki oleh klen atau marga tertentu dan dianggap sebagai penduduk asli, sementara marga lain dikategorikan sebagai pendatang.


Dalam sistem kekerabatan, orang Pakpak menganut prinsip patrilineal dalam memperhitungkan garis keturunan dan pembentukan klen (kelompok kerabatnya) yang disebut marga. Dengan demikian berimplikasi terhadap sistem pewarisan dominan diperuntukkan untuk anak laki-laki saja. Bentuk perkawinannya adalah exogami marga, artinya seseorang harus kawin diluar marganya dan kalau kawin dengan orang semarga dianggap melanggar adat karena dikategorikan sumbang (incest).

Bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat Pakpak adalah bahasa Pakpak (di Kelasen disebut Bahasa Dairi). Adapun salam sapaan khas Pakpak yaitu “Njuah-Njuah” yang artinya semoga sehat selalu. Bahasa Pakpak banyak kemiripan kosakata dengan Bahasa Karo. Namun, saat ini bahasa Pakpak banyak menyerap kosakata baik dari Bahasa Batak Toba maupun dari bahasa Indonesia bahkan dari bahasa asing. Hal ini diakibatkan penggunaan bahasa Pakpak semakin berkurang terutama di daerah Sidikalang dan Kelasen karena komunitas Pakpak itu sendiri yang enggan memakainya dalam pergaulan sehari-hari, perkawinan dengan suku di luar Pakpak, pengaruh lingkungan terutama yang lahir di luar komunitas Pakpak, selain itu akibat bahasa Pakpak sedikit yang menguasai sehingga cenderung orang Pakpak memakai bahasa lain sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Adapula orang Pakpak yang tidak berniat mempelajari bahasa Pakpak itu sendiri dengan alasan lahir dan tinggal di daerah yang bukan komunitas Pakpak. Menurut Penulis sendiri, apapun alasan dan penyebabnya, kita terutama generasi muda harus berjuang membuat budaya Pakpak lebih maju sehingga tidak dilindas globalisasi.


Sebutan Suku Pakpak juga sering disebut Pakpak Dairi. Penulis sendiri lebih setuju dengan penggunaan kata Suku Pakpak karena Dairi itu sendiri merupakan nama yang diberikan Pemerintah Hindia Belanda pada saat menjajah Tanoh Pakpak, yang dinamai dengan Dairi Landen. Tanoh Pakpak dibagi-bagi dalam berbagai wilayah oleh Hindia Belanda sehingga dapat melumpuhkan perjuangan Raja Sisingamangaraja XII yang pusat perjuangannya di Pearaja dan beberapa daerah lainnya di Tanoh Pakpak. Dengan demikian, daerah administrasi Dairi Landen dapat dipisahkan dari daerah-daerah wilayah masyarakat Pakpak lainnya misalnya di Parlilitan (Humbang Hasundutan), Tongging (Karo), Boang (Aceh Singkil dan Subulussalam) dan Barus – Manduamas (Tapanuli Tengah). Beberapa suak lebih memilih penggunaan kata Pakpak sedangkan beberapa suak lainnya lebih memilih menggunakan kata Dairi, sehingga kata Pakpak Dairi sepertinya sering disandingkan dalam berbagai kesempatan, misalnya saja penamaan Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD), ataupun nama-nama organisasi/kumpulan orang Pakpak sering memakai kata Pakpak Dairi.

Dalam kajian-kajian yang ada, Pakpak sering dikelompokkan menjadi sub etnis Batak yang terdiri dari Batak Pakpak, Batak Karo, Batak Toba, Batak Simalungun, Batak Mandailing, dan Batak Angkola. Hanya saja, beberapa Penulis Pakpak atau orang Pakpak itu sendiri kurang setuju karena istilah Batak terlalu umum pedahal subtansi kebudayaan dan sejarahnya menurut orang Pakpak itu sendiri berbeda satu sama lain. Kalau Penulis sendiri berpendapat bahwa kedua-keduanya dapat diterima karena hingga saat ini belum ada penelitian yang dipublikasikan dan bernilai ilmiah serta dapat diterima sebagai suatu fakta umum (opinion doctorum) apakah Pakpak itu sub etnis Batak atau merupakan etnis yang berdiri sendiri. Oleh karena itu tidak ada gunanya mempertentangkan manakah yang harus dijadikan acuan.

Dari segi kebudayaan memang terdapat perbedaan konsep yang jauh, tapi dari perbedaan konsep itu dapat ditarik persamaan konsep. Misalnnya kepercayaan asli masyarakat Batak adalah percaya kepada Debata Mulajadi Na Bolon yang tidak dikenal dalam masyarakat Pakpak. Selain itu, konsep Dalihan Natolu juga tidak dikenal dalam masyarakat Pakpak. Sedangkan persamaannya juga banyak misalnya konsep exogami marga dalam perkawinan, konsep patrilineal dalam pewarisan, konsep marga-marga dan persaudaraan marga serta kearifan tradisional dalam pengelolaan lingkungan. Jadi Penulis tidak ambil pusing dengan manakah yang benar mengenai perdebatan diatas.

B. Sejarah Perkembangan dan Persebaran Kelompok Suku Bangsa Pakpak

Hingga saat artikel ini ditulis, belum ditemukan bukti yang autentik dan pasti tentang asal-usul dan sejarah persebaran orang Pakpak. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan beberapa variasi.

Pertama, dikatakan bahwa orang Pakpak berasal dari India yakni pedagang-pedagang India yang menetap di Barus dan daerah Pantai Singkil dan selanjutnya masuk ke pedalaman sepanjang daerah Pakkat sampai ke Singkil dan beranak pinak menjadi orang Pakpak. Alasannya adalah bahwa adanya kebiasaan tradisional orang Pakpak dalam pembakaran tulang-belulang nenek moyang dan Barus sebagai daerah pantai dan pusat perdagangan berbatasan langsung dengan Tanoh Pakpak.

Kedua, orang Pakpak berasal dari Batak Toba yang merantau ke Tanoh Pakpak. Alasannya karena adanya kesamaan struktur sosial dan kemiripan marga-marga seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Ketiga, orang Pakpak memang dari sejak zaman dahulu kala sudah ada. Alasannya didasarkan pada folklore dimana diceritakan adanya tiga zaman manusia di Tanoh Pakpak, yakni Zaman Tuara (manusia raksasa), zaman si Aji (manusia primitif) dan zaman manusia (homo sapien). Satu hal yang pasti umur masyarakat Pakpak itu hingga saat ini belum dapat ditentukan karena penemuan-penemuan bekas bekas tulang belulang yang dibakar dan mejan-mejan (patung batu) menunjukkan bahwa orang Pakpak sudah ada sejak Zaman Batu.


Sebagian orang Pakpak diperkirakan masuk ke Tanah Karo dan menetap disana. Ini dibuktikan dengan kedekatan bahasa antar Suku Karo dan Pakpak demikian juga marga misalnya Cibro (Sibero di Karo), Maha, Lingga (Sinulingga di Karo), dan lain-lain. Hal tersebut juga dikemukan seorang suku Karo yaitu Darwan Perangin-angin bahwa Ginting Sini Suka menurut cerita lisan Karo berasal dari Kelasen (Pakpak) berasal dari Lingga Raja di Pakpak. Sementara itu ada juga marga-marga Pakpak yang berasal dari Toba menetap di Tanoh Pakpak dan menjadi Raja Kuta seperti marga Kabeaken dari Habeahan (Pasaribu), marga Lembeng (Limbong), Sagala, Kaloko (Haloho), dan lain-lain.

Berdasarkan dialek dan wilayah persebarannya, Pakpak dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian besar yang disebut Suak, yaitu:
Pakpak Simsim, yakni orang Pakpak yang menetap dan memilki hak ulayat di wilayah Simsim meliputi wilayah Salak, Situje, Situju, Kerajaan, Pergetteng-getteng Sengkut, Tinada dan Jambu. Marga-marganya antara lain Berutu, Padang, Solin, Cibro, Sinamo, Boang Manalu, Manik, Banurea, Sitakar, Kabeaken, Lembeng, Tinendung dan lain-lain.
Pakpak Keppas, yakni orang Pakpak yang menetap dan memiliki hak ulayat di wilayah Sidikalang, Siteelu Nempu, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, Tanoh Pinem, Parbuluan, Lae Hulung. Adapun marga-marganya yaitu Angkat, Bintang, Capah, Ujung, Berampu, Pasi, Maha, dan lain-lain.
Pakpak Pegagan, yakni orang Pakpak yang menetap dan memilki hak ulayat di wilayah Pegagan meliputi Sumbul, Tiga Baru, Silalahi, dan Tiga Lingga. Adapun marga-marganya yaitu Lingga, Matanari, Maibang, Kaloko, Manik Sikettang, dan lain-lain.
Pakpak Kelasen, yakni orang Pakpak yang menetap dan memilki hak ulayat di wilayah Kelasen meliputi wilayah Parlilitan, Pakkat, Barus dan Manduamas. Adapun marga-marganya misalnya Tinambunan, Tumangger,  Turuten, Maharaja, Pinayungen, Anak Ampun, Berasa, Gajah, Ceun, Meka, Mungkur, Kesogihen dan lain-lain.
Pakpak Boang, yakni orang Pakpak yang menetap dan memilki hak ulayat di wilayah Boang meliputi Aceh Singkil yakni Simpang Kiri, Simpang Kanan, Lipat Kajang dan Kota Subulussalam. Adapun marga-marganya misalnya Saraan, Sambo, Bancin, Kombih, Penarik, dan lain-lain.
Adapun marga-marga Pakpak yang hingga kini ada diketahui Penulis, yaitu:
Anak Ampun, Angkat, Bako, Bancin, Banurea, Berampu, Berasa, Berutu, Bintang, Boang Manalu, Capah Cehun, Cibro, Cibero Penarik, Gajah, Gajah Manik, Goci, Kaloko, Kabeaken, Kesogihen, Kombih, Kudadiri, Kulelo, Lembeng, Lingga, Maha, Maharaja, Manik, Manik Sikettaang, Manjerang, Matanari, Meka, Mucut, Mungkur, Munte, Padang, Padang Batanghari, Pasi, Pinayungen, Simbacang, Simbello, Simeratah, Sinamo, Sirimo Keling, Solin, Sitakar, Sagala, Sambo, Saraan, Sidabang, Sikettang, Simaibang, Tendang, Tinambunan, Tinendung, Tinjoan, Tumangger, Turuten, Ujung.

C. Adat Istiadat dan Budaya Pakpak

Masyarakat Pakpak mengenal hubungan Peradatan “Sulang Silima” yang agak mirip dengan “Dalihan Natolu” di masyarakat Toba dan “Sangkep Enggeloh/Rakut Sitellu” di masyarakat Karo. Adapun unsur sulang silima itu adalah:
Sukut;
Dengan sebeltek Si kaka-en (Saudara sekandung yang lebih tua)
Dengan sebeltek Si kedek-en (Saudara sekandung yang lebih muda)
Kula-kula/ puang (Kelompok pihak pengantin perempuan)
Berru (Kelompok pihak pengantin laki-laki).
Ada beberapa jenis Upacara Adat masyarakat Pakpak dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

1. Kerja Njahat (Upacara Dukacita)
Misalnya Upacara Kematian (males bulung simbernaik, males bulung buluh, males bulung sampula), Upacara Mengankat Tulang Belulang (mengokal tulan) dan Upacara Membakar Tulang Belulang (menutung tulan).

2. Kerja Baik (Upacara Sukacita)
Misalnya Upacara Kehamilan (memerre nakan pagit), Upacara Kelahiran (mangan balbal dan mengakeni), Upacara Masa Anak-Anak (mengebat, mergosting), Upacara Masa Remaja (mertakil/sunat, pendidien/baptis, meluah/naik sidi), Upacara Masa Dewasa, Upacara Perkawinan (merbayo) dan Upacara Memberi Makan Orang Tua (menerbeb).

3. Upacara-Upacara Lain
Misalnya Upacara Mendegger Uruk, Upacara Merintis Lahan (menoto), Upacara Memepuh Babah/Merkottas, Upacara Pembakaran Lahan (menghabani), Upacara Menjelang Penanaman Padi (menanda tahun), Upacara Mengusir Hama (mengkuda-kudai), Upacara Syukuran Panen (memerre kembaen).

Masyarakat Pakpak mengenal beberapa bentuk perkawinan, yaitu:
Sitari-tari (Merbayo atau Sinima-nima), merupakan bentuk yang dianggap paling baik atau ideal karena hak dan kewajiban pengantin laki-laki dan perempuan telah terpenuhi.
Sohom-sohom, upacaranya sederhana dan dihadiri keluarga terdekat saja, semua unsur adat terpenuhi tetapi secara ekonomi lebih kecil.
Menama, disini pihak keluarga perempuan tidak setuju, sehingga dicari jalan lain dengan kawin lari, sehingga sebagai tanda rasa bersalah pengantin cukup membawa makanan (nakan sada mbari) sebagai tanda minta maaf dan pada suatu saat nanti mereka akan mengadati.
Mengrampas, artinya mengambil paksa isteri orang lain, sanksi untuk laki-laki adalah membayar mas kawin yang tidak mempunyai batasan.
Mencukung, hampir sama dengan mengrampas.
Mengeke, mengawini janda dari abang atau adik laki-laki.
Mengalih, seorang laki-laki mengawini janda baik bekas istri abang atau adiknya maupun istri orang lain.
Dalam merbayo (Upacara Perkawinan) dikenal beberapa tahapan, yaitu:
Mengirit/ Mengindangi (Meminang)
Mersiberen Tanda Burju (Tukar Cincin)
Mengkata Utang (Menentukan Mas Kawin)
Merbayo (Pesta Peresmian)
Balik Ulbas


D. Kesenian, Kuliner dan Kerajinan Tangan Suku Pakpak

Seni Tari

Moccak - Bela Diri Khas Pakpak
Tari dalam Bahasa Pakpak disebut “Tatak” yang dalam Bahasa Toba disebut “Tortor” dan “Bahasa Karo” disebut “ La ‘ndek”. Tarian tradisional Pakpak sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya Tatak Memupu/ Menapu Kopi, Tatak Mendedah, Tatak Renggisa, Tatak Balang Cikua, Tatak Garo-Garo, Tatak Tirismo Lae Bangkuang, Tatak Mersulangat, Tatak Menerser Page, Tatak Muat Page, Tatak Adat, Tatak Mendedohi Takal-Takal, dan lain-lain. Selain itu, dikenal juga seni bela diri misalnya moccak dan tabbus.



Seni Musik

Kalondang - Alat Musik Tradisional Pakpak
Seni musik yaitu seni alat musik dan seni vokal. Seni alat musik misalnya Kalondang, Genderang, Gung Sada Rabaan, Kucapi, Sordam, Lobat, Kettuk, Gerantung, dan lain-lain. Seni vokal diantaranya odong-odong dan nangen. Selain itu, seni vokal juga sudah semakin dikembangkan sekarang ini, diantaranya lagu paling dikenal yaitu Cikala le Pong Pong, Delleng Sitinjo, Lae Une, Nan Tampuk Mas, dan lain-lain.

Sastra
Kesusastraan juga dikenal dalam adat Pakpak, terutama peribahasa dan pantun. Biasanya peribahasa berisi anjuran dan nasihat sedangkan pantun juga berisi anjuran dan nasihat meskipun ada pantun jenaka. Misalnya peribahsa yaitu "ipalkoh sangkalen mengena penggel" artinya dipukul talenan telinga terasa, maknanya yaitu untuk kita selalu menuruti, was-was dan tanggap terhadap nasihat yang berguna yang diberikan oleh orang yang lebih berpengalaman. Contoh pantun yaitu "sada lubang ni sige, sada ma ngo mahan gerrit-gerriten, tah soh mi ladang dike pe, ulang ma ngo mbernit-mberniten" artinya kemanapun kita merantau semoga tetap sehat selalu. Prosa juga lumayan berkembang ditandai dengan banyaknya cerita-cerita legenda yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi seterusnya. Contoh cerita rakyat Pakpak yaitu Cerita Simbuyak-buyak yang dikenal luas dalam masyarakat Kelasen, Cerita Nan Tampuk Mas yang dikenal masyarakat Keppas.

Kuliner

Pelleng - Makanan Khas Pakpak
Jenis-jenis makanan tradisional misalnya Pelleng (ada perbedaan dalam resep dan bentuk serta penyajian dari pelleng Pegagan dan Simsim) nasi yang dilumat dengan sendok dan berwarna kuning, Ginaru Ncor, Nditak (Tepung beras dicampur kelapa parut dan gula putih lalu dikepal dengan tangan), Pinahpah (padi muda yang dipipihkan), Ginustung, Sagun-Sagun (Tepung beras yang digongseng dengan gula pasir dan kelapa parut), Sambal Jeruk (durian yang diasamkan), Ikan Bingkis, dan lain-lain.

Kerajinan Tangan
Kerajinan tangan suku Pakpak sudah dikenal sejak jaman dahulu yaitu dengan adanya Mejan Batu (sejenis patung yang terbuat dari batu) yang terdapat hampir disetiap kuta. Selain itu ada juga “membayu” yaitu menganyam tikar, bakul, kirang (keranjang) dan lain sebagainya yang terbuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sawah. Selain itu kerajina rotan dan bambu juga banyak dikembangkan misalnya kursi, sangkar burung, bubu, tampi, juga keranjang. Kerajinan lainnya yaitu terutama di daerah Kelasen yaitu “meneppa” yaitu pandai besi terutama meneppa golok (pisau dan parang), pedang, kujur (tombak), cangkul, cuncun dan lain-lain.


Pakaian Adat Pakpak
Pakaian Adat


Pakaian adat masyarakat Pakpak cenderung berwarna hitam. Untuk laki-laki (daholi) adalah baju lengan panjang dengan kerah mirip kerah Mandarin kemudian ada garis warna merah pada ujung tangan, pada daerah kancing baju, dan pada daerah lain sebagai tambahan. Untuk penutup kepala dipakai oles (kain adat) yang mempunyai rambu (rumbai) berwarna merah atau kuning yang dibentuk seperti peci dengan rambu kearah samping depan. Celana warna hitam dengan ukuran ¾ dipakai dengan mandar (sarung) sebagai penutup celana. Biasanya laki-laki menempatkan golok (parang) di pinggang sebagai aksesoris tambahan.
Untuk perempuan (perempun) memakai saong (penutup kepala) dengan bentuk “cudur” atau mengerecut ke bagian belakang. Posisi rambu olesnya berada di depan, bajunya juga berwarna hitam lengan panjang dengan hiasan payet berwarna kuning di depan, dibelakang dan dibagian ujung lengan. Untuk rok dipakai oles yang berwarna hitam dan ikat pinggang. Sebagai aksesoris tambahan pada tangan disematkan ucang-ucang (tas kecil) dan pada dada disematkan hiasan berwrna kuning keemasan.



Rumah Adat Pakpak di TMII
Rumah Adat


Rumah Adat masyarakat Pakpak disebut Sapo Jojong, yaitu sebuah rumah panggung terdiri dari ijuk sebagai atap dengan atap yang bertingkat dua. Ornamen utamanya terdiri dari ukiran atau lukisan yang agak mirip dengan rumah adat Karo maupun Toba. Diatas pintu rumah biasanya ada gambar sepasang cicak dan payudara wanita yang melambangkan kesuburan. Bentuk rumah adat Pakpak cenderung mirip dengan rumah adat Karo.

E. Istilah Kekerabatan Pakpak

Istilah Kekerabatan Ego dengan Saudara Inti dan Keluarga Sekandung (Sinina)
Istilah-istilah kekerabatan yang dikenal yaitu Bapa (Ayah), Inang (Ibu), Kaka/Abang (Kakak lk. Abang), Dedahen/Anggi (Adik laki-laki/adik pr.), Turang (Kakak/Adik pr. ), Mpung/Poli (Kakek), Mpung Daberru (Nenek), Patua (Sdr lk. tertua Ayah), Nantua (Istri Sdr lk. tertua Ayah), Tonga (Sdr lk. tengah Ayah), Nan Tonga (Istri Sdr lk. tengah Ayah), Papun (Sdr lk. termuda Ayah). Nangampun (Istri Sdr lk. termuda Ayah), Inanguda (Sdr pr. Ibu yg lebih muda), Panguda (Suami Sdr pr. Ibu yg lebih muda), Nan Tua (Sdr pr. Ibu yg lebih tua), Patua (Suami Sdr pr. Ibu yg lebih tua).

Istilah Kekerabatan Ego dengan Kelompok Berrunya
Istilah-istilah kekerabatan yang dikenal yaitu Turang (Sdr Pr), Silih (Suami Sdr Pr), Beberre (Anak Sdr Pr), Berru (Anak Pr. Ego), Kela (Menantu Lk), Namberru (Sdri Ayah), Mamberru (Suami Sdri Ayah), Impal (Anak lk Sdri Ayah), Turang (Anak Pr .Sdri Ayah), Mamberru (Mertua lk. Sdri Ego), Namberru (Mertua Pr. Sdri Ego).


Istilah Kekerabatan Ego dengan Kelompok Puangnya
Istilah-istilah kekerabatan yang dikenal yaitu Puhun (Sdr Lk Ibu), Nampuhun (Istri Sdr Lk Ibu), Impal (Anak Lk/Pr Sdr Lk. Ibu), Sinisapo (Istri Ego), Silih (Sdr Lk Istri), Bayongku (Istri Sdr Lk Istri Ego), Puhun (Mertua Lk), Nampuhun (Mertua Pr), Kalak Purmaen (Menantu Pr), Purmaen (Anak Sdr Lk Istri Ego).


Disadur dari Buku: Aspek-Aspek Kultural Etnis Pakpak (Sebuah Eksplorasi Tentang Potensi Lokal), Penerbit Monora Medan : Lister Berutu, Pasder Berutu, Mariana Makmur. Cetakan Pertama 2002

CERITA PAKPAK

Kisah sepasang suami istri yang saling cinta dan saling sayang tapi kurang musyawarah/arih arih.
sang suami kerj tukang mungut getah kemennyan/ per kemenjen
sang istri ngurus rumah dll.

si suami lot jam tangan na tapi oda ne mertali serrap.
si istri gedang buk na tapi oda lot bando ket eket buk na.

pas mo hari onan meronan mo kalak en dua na tapi oda rebakkn jolo mo si suami en meronan merdea kmenjen na asa lot lako mahan belanja kalak i.
si istri pe meronan ma tapi lako ki gtapken buk na janah buk nen idea na mo buk na ndai itokorkrn mo tali jam, lako mahan tali jam suami na sangkin kllengna ate na mendahi suami na ndai, asa tambah maholi daholi ken bagi atena..
si suami ndai pe enggo kksa i deaken kmenjen na ndai belanja mo iya menokor beras ket ikan janh pas pas ngo kepng na jadi ona ne lot tading. ibgs niat na kin ning menokor bando ket ikat rambut lako man bren kenna mendahi istri nen. owh cpeh asa lolo nan istriku katena ideaken mo jam tangan na si oda mer tali ndai itokorken mo bando ket ikat rambut lako men dahi istrina ndai.

enggo mo cibon ari mulak mo kalak en duana tapi oda ma rebakken bagas ate kalak en dua na lako ki pesennang ukur mo duana tapi oda si mer betohen.

soh mo isapo..

suami:> dek en lot ku tokor bando mu ket eket buk mi da asa tambah mbru ko imo dah ko seyang na aq bamu....enggo ku dea jam tangan ku lako menokor en

istri:> yahhhhhh le abg... enggo mo ku gtapken buk ku ku tokorken mi tali jam asa mertali jam daholi ku bagi ate ku en kune mi..?

suami: yah kasa oda i bgah ken ko..?
istri: yah ko pe oda ma i bahaken ko.?

jadi mer siroi kalak en krna enggo mago sia kepeng oda mer guna imo akibat na oda lot musyawarah/mupakat kalak en si dua.

mendahiken dengan dengan krina musyawarah/ mupakat i penting kalon ngo kppe..asa olang peol/sia sia bage crita ni dates..
njuah njuah.

ASAL USUL SUKU PAKPAK

Diceritakan dalam sejarah, bahwa asal-usul Suku Pakpak adalah dari India Selatan yaitu dari India Tondal yang kemudian menetap di Muara Tapus dekat Kota Barus lalu berkembang di tanah Pakpak dan kemudian menjadi suku Pakpak. Pada dasarnya nenek moyang suku Pakpak ini sudah mempunyai marga sejak dari negeri asal mereka, namun kemudian membentuk marga baru yang tidak jauh berbeda dari marga aslinya.
Suku Pakpak tersebar di beberapa daerah. Secara administratif masyarakat Pakpak tersebar di dua Propinsi dan beberapa Kabupaten, yang dikenal dengan sebutan Suak atau Lebbuh. Wilayah Pakpak terbagi menjadi 5 suak yaitu : Suak Simsim, Suak Kelasen, Suak Keppas, Suak Pegagan dan Suak Boang. Suak Simsim terletak di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Suak Keppas dan Suak Pegagan terletak di wilayah Kabupaten Dairi, Suak Kelasen menetap di wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, dan Suak Boang secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Singkil dan Kota Subulussalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Tidak semua orang Pakpak orang Pakpak berdiam di tanah Pakpak, namun mereka juga berdiaspora, meninggalkan negerinya dan menetap di daerah baru. Sebagian tinggal di tanah Pakpak dan menjadi Suku Pakpak. Mereka menjadi "Situkak Rube", Sipungkah Kuta, dan Sukut Nitalun di tanah Pakpak. Sebagian lagi pergi merantau ke daerah lain, membentuk komunitas baru. Mereka mengetahui bahwa asalnya adalah dari daerah Pakpak dan mengaku bahwa Pakpak adalah sukunya, namun sudah menjadi marga di suku lain.
Menurut cerita, nenek moyang dari Suku Pakpak adalah si Kada dan si Lona dari India Selatan. Mereka pergi merantau meninggalkan kampungnya dan terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke tanah Pakpak. Dari pernikahan mereka mempunyai seorang anak yang bernama HYANG. Itulah sebabnya nama Hyang adalah nama yang dikeramatkan di Suku Pakpak. Hyang pun dewasa dan kemudian menikah dengan putri Raja Barus. Dari pernikahan mereka, lahir 7 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan. Adapun nama dari anak Hyang dan putri raja Barus adalah :
1. Si Haji;
2. Perbaju Bigo;
3. Ranggar Jodi;
4. Mpu Bada;
5. Raja Pako;
6. Bata;
7. Sanggir;
8. Suari (anak perempuan).
Pada urutan ke empat terdapat nama Mpu Bada, Mpu Bada adalah yang terbesar di antara saudara-saudaranya yang lain, bahkan dari pihak suku Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalah keturunan dari Parna dari Marga Sigalingging. Bagaimana bisa ya...??? Sedangkah pada sejarahnya sudah jelas-jelas bahwa Mpu Bada adalah anak keempat dari Hyang.
Si anak Sulung, yaitu Si Haji mempunyai kerajaan di Banua Harhar, yang saat ini dikenal dengan Hulu Lae Kombih, Kecamatan Siempat Rube Kabupaten Pakpak Bharat. Perbaju Bigo pergi ke arah timur dan membentuk kerajaan SIMBELLO di Silaan, yang saat ini dikenal dengan Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu. Ranggar Jodi pergi ke arah utara dan membentuk kerajaan yang bertempat di Buku Tinambun dengan nama kerajaan JODI BUAH LEUH dan NANTAMPUK MAS, saat ini masuk ke dalam Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe. Mpu Bada pergi ke arah barat melintasi Lae Cinendang dan tinggal di Mpung Simbentar Baju. Raja Pako pergi ke arah timur laut membentuk Kerajaan Siraja Pako dan bermukir di Sicike-cike. Bata pergi ke arah Selatan dan menikah, kemudian hanya mempunyai seorang anak perempuan yang menikah dengan Putra keturunan Tuan Nahkoda Raja. Dari pernikahan ini menurunkan marga Tinambunan, Tumangger, Maharaja, Turuten, Pinayungen dan Anakampun. Sanggir pergi ke arah Selatan tapi lebih jauh dari Bata dan membentuk kerajaan di sana. dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka dan Mungkur. Sedangkah yang perempuan yaitu Suari menikah dengan Putra Raja Barus dan mempunyai empat orang anak, yaitu : Tndang, Rea yang sekarang menjadi Banurea, Manik dan Permencuari yang kemudia menurunkan marga Boangmanalu dan Bancin.
PERSEBARAN ORANG PAKPAK
Wilayah suku Pakpak dapat dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan wilayah komunitas marga dan dialek bahasanya, yaitu : (Berutu dan Nurani, 2007:3-4)
Pakpak Simsim, yaitu orang Pakpak yang menetap dan memiliki hak ulayat di daerah Simsim. Terdiri dari marga Berutu, Sinamo, Padang, Solin, Banurea, Boangmanalu, Cibro, Sitakar dan lain-lain. Dalam administrasi pemerintahan Republik Indonesia, kini termasuk dalam wilayah Kabupaten Pakpak Bharat.
Pakpak Keppas, yaitu orang Pakpak yang menetap dan berdialek Keppas. Antara lain marga Ujung, Bintang, Bako, Maha dan lain-lain. Ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Dairi.
Pakpak Pegagan, yaitu orang Pakpak yang berasal dan berdialek Pegagan, antara lain marga Lingga, Mataniari, Maibang, Manik, Sikettang dan lain-lain, termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sumbul, Pegagan Hilir Kabupaten Dairi.
Pakpak Kelasen, yaitu orang Pakpak yang berasal dari dan berdialek Kelasen. Antara lain marga Tumangger, Siketang, Tinambunan, Anakampun, Kesogihen, Maharaja, Meka, Berasa dan lain-lain. Termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Parlilitan dan Kecamatan Pakkat (Kabupaten Humbang Hasundutan), serta Kecamatan Barus (Kabupaten Tapanuli Tengah).
Pakpak Boang, yaitu orang Pakpak yang berasal dan berdialek Boang, antara lain marga Saraan, Sambo, Penarik dan lain-lain. Termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Meskipun para Antropolog memasukkan suku Pakpak ke dalam salah satu Subetnis Batak, sebagaimana suku Mandailing, Karo, Toba, dan Simalungun. Namun, suku Pakpak mempunyai versi tersendiri tentang asal-usul dan jati dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut sumber-sumber tutur menyebutkan antara lain (Sinuhaji dan Hasanuddin, 1999/2000:16) :
Keberadaan orang-orang Simbello, Simbacang, Siratak dan Purbaji yang dianggap telah mendiami daerah Pakpak sebelum kedatangan orang-orang Pakpak;
Penduduk awal daerah Pakpak adalah orang-orang yang bernama Simargaru, Simorgarorgar, Sirumumpur, Silimbiu, Similang-ilang dan Purbaji.
Dalam Lapihen/Laklak (buku berbahan kulit kayu) disebutkan penduduk pertama daerah Pakpak adalah pendatang dari India yang memakai rakit kayu besar yang terdampar di Barus.
Persebaran orang Pakpak Boang dari daerah Aceh Singkil ke daerah Simsim, Keppas, dan Pegagan.
Terdamparnya armada dari India Selatan di pesisir barat Sumatera, tepatnya di Barus yang kemudian berasimilasi dengan penduduk setempat.
Berdasarkan sumber tutur serta sejumlah nama marga yang ada di Suku Pakpak yang mengandung ke India-an seperti marga Lingga, Maha dan Maharaja, boleh jadi di masa lalu memang pernah terjadi kontak antara penduduk pribumi Pakpak dengan para pendatang dari India. Jejak kontak itu tentunya tidak hanya dibuktikan lewat dua hal tersebut, dibutuhkan data lain yang lebih kuat mendukung dugaan tadi. Oleh karena itu pengamatan terhadap produk-produk budaya baik yang tangible maupun intangible diperlukan untuk memaparkan fakta adanya kontak tersebut.

Definisi Budaya – Pengertian Kebudayaan

Pengertian Kebudayaan – Banyak berbagai definisi tentang kebudayaan yang telah di paparkan oleh para ahli. Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Secara lebih rinci, banyak hal-hal yang dapat kita pelajari tentang definisi kebudayaan. Bagaimana cara pandang kita terhadap kebudayaan, serta bagaimana cara untuk menetrasi kebudayaan yang faktanya telah mempengaruhi kebudayaan lain.
1. Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
3. Cara pandang terhadap kebudayaan
3.1 Kebudayaan Sebagai Peradaban
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan “budaya” yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang “budaya” ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap ‘kebudayaan’ sebagai “peradaban” sebagai lawan kata dari “alam”. Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.
Pada prakteknya, kata kebudayaan merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang “elit” seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang “berkelas”, elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah “berkebudayaan”.
Orang yang menggunakan kata “kebudayaan” dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang “berkebudayaan” disebut sebagai orang yang “tidak berkebudayaan”; bukan sebagai orang “dari kebudayaan yang lain.” Orang yang “tidak berkebudayaan” dikatakan lebih “alam,” dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high culture) untuk menekan pemikiran “manusia alami” (human nature)
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan “tidak alami” yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, musik tradisional (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan “jalan hidup yang alami” (natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap “tidak elit” dan “kebudayaan elit” adalah sama – masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.
3.2 Kebudayaan sebagai “sudut pandang umum”
Selama Era Romantis, para cendekiawan di Jerman, khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme – seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria – mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam “sudut pandang umum”. Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara “berkebudayaan” dengan “tidak berkebudayaan” atau kebudayaan “primitif.”
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan – kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya – mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan – perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat bekerja.
3.3 Kebudayaan sebagai Mekanisme Stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
4. Penetrasi kebudayaan
Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
4.1 Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
4.2 Penetrasi Kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.

PENGERTIAN BUDAYA MENURUT PARA AHLI

Pengertian Budaya Menurut Para Ahli – Disini Lintas Berita akan mengumpulkan pengertian atau definisi dari budaya dari berbagai sumber. Pengertian dan definisi budaya tersebut tentu akan berbeda-beda jadi anda harus bisa menyimpulkan sendiri tentang pengertian budaya tersebut.

Pengertian atau Definisi Budaya :

Menurut Wikipedia
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.

Kamus Besar Bahasa Indonesia
Budaya diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.

Pengertian Budaya Menurut Koentjaraningrat
Budaya adalah suatu sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.


Budaya Menurut E.B. Taylor
Budaya adalah : Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

Budaya Menurut Linton
Budaya adalah : Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.

Budaya Menurut Kluckhohn dan Kelly
Budaya adalah Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia.

Itulah beberapa Pengertian Budaya Menurut Para Ahli yang mungkin bisa menjadi referensi bagi anda semua. Semoga dengan beberapa pengertian serta definisi budaya diatas dapat menambah wawasan anda.